CIMAHI, KLUPAS.COM – Ketua Kwartir Daerah (Kwarda) Pramuka Jawa Barat (Jabar) Atalia Praratya Ridwan Kamil meninjau penyuntikan vaksin COVID-19 di sentra vaksinasi di Technopark, Kota Cimahi, Sabtu (17/7/2021).
Berdasarkan hasil peninjauan Kak Atalia, pelaksanaan vaksinasi berjalan lancar. Ratusan warga mengantre dengan tertib. Anggota Pramuka pun turut terlibat dalam menyukseskan penyuntikan vaksin di sentra vaksinasi yang digagas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jabar tersebut.
“Apresiasi sentra vaksinasi ini. Saya kira ini baik agar masyarakat dapat mengakses,” kata Kak Atalia.
Selain di Kota Cimahi, BPBD Jabar menggelar sentra vaksinasi di Kota Bandung, Kabupaten Karawang, Kabupaten Garut, dan Bekasi. Seluruh pelaksanaannya melibatkan Anggota Pramuka melalui program pengabdian masyarakat.
Kak Atalia menuturkan, Anggota Pramuka berperan aktif dalam menjaga kondusivitas sentra vaksinasi. Mulai dari mengatur alur, mencegah kerumunan hingga memberikan edukasi kepada warga.
“Mereka (pramuka) jadi panitia, menjaga kondusivitas agar tidak berkerumun, membantu kelancaran, mengatur alur. Kolaborasi ini perlu dijaga, semoga bisa berkembang di daerah lainnya,” tuturnya.
Sentra vaksinasi di Kota Cimahi berlangsung selama 56 hari, mulai tanggal 14 Juli – 10 September 2021. Setiap harinya panitia mengalokasikan 2.000 dosis vaksin. Dengan demikian, selama 56 hari, 112 ribu dosis vaksin disuntikan kepada 56 ribu orang sebanyak dua kali.
“Jangan khawatir warga yang bukan KTP Cimahi juga bisa mendaftar, usianya 18-49 tahun,” ucap Atalia.
Dari pantauan di lapangan, sejauh ini peserta vaksinasi didominasi oleh usia remaja. Menurut Atalia, hal itu sangat baik untuk mempercepat pembentukan kekebalan kelompok (herd immunity) pada pelajar dan mahasiswa. Dengan begitu, pembelajaran secara tatap muka bisa segera terlaksana.
“Saya kira ini adalah upaya agar mereka memilki kekebalan dan nantinya secara bertahap bisa kembali belajar tatap muka di sekolah,” katanya.
Kak Atalia mengajak kepada masyarakat untuk memanfaatkan sentra vaksinasi gratis tersebut. Ia tak memungkiri masih ada orang tua yang ragu mengikutsertakan anaknya divaksin karena terpengaruh oleh informasi bohong atau hoaks tentang keamanan vaksin.
Kak Atalia memastikan vaksin kepada usia remaja ini sangat aman. Sejauh ini tidak ditemukan adanya dampak berarti dari vaksin.
“Orang tua tidak perlu khawatir akan dampaknya, sudah beberapa hari ini kan kita sudah mulai untuk anak dan sampai sekarang belum ditemukan dampak apapun, kalaupun ada itu hanya dampak kecil saja seperti pegal-pegal,” jelas Atalia.
Hal ini juga dirasakan oleh Endah Mileasagea. Ditemui di lokasi vaksinasi, mahasisiwi 24 tahun asal Cimahi itu tidak merasakan dampak apapun usai disuntik vaksin COVID-19 dosis pertama.
“Hanya ada sedikit rasa pegal saja di tangan bekas suntikan, tapi sekarang sudah hilang,” ucapnya.
Endah pun mengajak masyarakat untuk segera divaksin agar Indonesia bisa segera pulih dari pandemi.
“Buat teman-teman harus segera divaksin biar Indonesia cepat pulih,” ajaknya.
Namun, Endah tetap mengingatkan kepada masyarakat yang sudah divaksin agar tetap menjaga protokol kesehatan sampai herd immunity terbentuk.
“Jangan mentang-mentang udah divaksin jadi keluyuran. Tetap harus patuhi prokes,” ucapnya. (rls/*)