TASIKMALAYA, KLUPAS.COM – Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum mendorong pemuda tetap mengembangkan diri di tengah pandemi COVID-19.
Hal itu diungkapnya saat menjadi keynote speaker pada Webinar Nasional dan Musyawarah Wilayah II Ikatan Senat Mahasiswa Pertanian Indonesia (ISMPI) secara virtual dari Rumah Singgah Wakil Gubernur, di Kabupaten Tasikmalaya, Jumat (23/7/2021).
Pak Uu sapaan karib Uu Ruzhanul menerangkan, bahwa di masa pandemi pemuda sebagai calon pemimpin di masa yang akan datang harus terus bergerak membangun peradaban. Keberhasilan generasi muda sangat menentukan nasib bangsa. Lingkungan, pola pikir pendidikan, faktor-faktor ini mendukung dalam pembentukan generasi muda.
“Pemuda harus menjadi kolaborator, pelopor dalam kebersamaan dan harus menjadi inisiator dalam segala hal. Terutama perubahan-perubahan mengarah kepada kebaikan kalau tidak diawali dengan gerakan Pemuda,” kata Wagub Jabar.
Hal-hal yang harus dikuasai oleh pemuda, kata Pak Uu, teknologi komputer dan teknologi pertanian. Menurutnya, pertanian tanpa dibarengi teknologi akan ketinggalan. Minat generasi muda pada pertanian makin berkurang.
Kedua, pemuda harus mampu berbagi peran dan berorganisasi karena dalam era globalisasi ini tidak ada one man show. Menurutnya, dalam berorganisasi tidak ada superman, yang ada adalah superteam.
“Anak muda hari harus pandai berkomunikasi dan pandai berbicara di hadapan orang, sehingga ide-ide kita dapat di terima dan dimengerti orang lain,” kata Uu.
Apalagi, saat ini Indonesia sedang menikmati bonus demografi dan 2045 dicanangkan sebagai Indonesia emas. “Di umur 40 tahun ke bawah dan 25 tahun ke atas ini menjadi anugerah bukan musibah. oleh karena itu anak muda hari ini harus mempersiapkan segala-galanya,” ucapnya.
Saat ini, menurutnya, Pemda Provinsi Jabar fokus dalam dunia di antaranya dengan program Petani Milenial Juara yang saat ini sedang berjalan. Kemudian ada program Santani (Santri Tani), di mana para santri selain belajar agama juga didorong bertani.
Uu mengatakan, permasalahan pertanian saat ini adalah lahan pertanian semakin sempit dikalahkan laju pembangunan. Cuaca tidak menentu juga menjadi kendala yang harus dipecahkan mahasiswa pertanian.
Ia mengakui, saat ini tidak banyak kepala daerah yang memprioritaskan pertanian dalam pembangunannya. Ditandai dengan anggaran pertanian yang minim.
“Padahal sehebat apapun teknologi, sehebat apapun pembangunan, kalau tidak ada hasil produk pertanian mau apa Jawa Barat ini,’’ tutupnya. (rls/*)