PAREPARE, KLUPAS.COM – Kawasan Industri dan Pergudangan Parepare dan Sekitarnya (KIPAS) memiliki sejarah dan perjalanan panjang hingga akhirnya ditetapkan menjadi proyek investasi terbaik di Provinsi Sulawesi Selatan pada 2021.
KIPAS sudah ditetapkan dalam dokumen perencanaan jangka pendek dan jangka panjang Kota Parepare sejak 1998. Itu di era Wali Kota Parepare Basrah Hafid.
Dan secara nasional, KIPAS juga sudah ditetapkan menjadi Kawasan Strategis Nasional lewat penetapan KAPET Parepare.
Dalam perjalanannya melalui beberapa masa pemerintahan hingga akhirnya prospek KIPAS terlihat jelas saat Dr HM Taufan Pawe menjabat Wali Kota Parepare pada 2013.
Sentuhan Taufan Pawe untuk menjadikan KIPAS sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru Parepare bak gayung bersambut oleh Pemerintah Provinsi Sulsel.
Melalui beberapa tahapan dan proses, pada 2020, Pemprov Sulsel melalui Tim Gubernur Untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) dan PT Kawasan Industri Makassar (KIMA), turun ke Parepare. Kunjungannya adalah untuk melihat dari dekat lokasi dan prospek KIPAS. Hasil kunjungan itu, TGUPP dan PT KIMA menyatakan tertarik dan siap mendukung pengembangan KIPAS.
Sekda Kota Parepare H Iwan Asaad mengatakan, pengembangan KIPAS masuk dalam dokumen perencanaan jangka panjang dan jangka menengah Kota Parepare.
KIPAS adalah satu deliniasi kawasan yang berada di Kelurahan Bukit Harapan Kecamatan Soreang dan Kelurahan Lapadde Kecamatan Ujung, Parepare.
“Luas rencana pengembangan KIPAS berdasarkan deliniasi pada Peta RTRW Kota Parepare adalah seluas 104,486 hektare yang berada di dua lokasi kelurahan yaitu Kelurahan Bukit Harapan seluas 52,267 hektare dan Kelurahan Lapadde seluas 52,219 hektare,” terang Iwan Asaad.
Dari rencana luas KIPAS itu, yang telah dibebaskan seluas kurang lebih 34 hektare. Di kawasan itu, sudah ada kavling pergudangan dalam hal ini Gudang Bulog Parepare atau Pasar Induk Beras Lapadde Parepare, seluas kurang lebih 14,16 hektare. Selanjutnya sudah ada juga pergudangan dari PT Wings, pabrik dan pergudangan beras milik swasta.
Iwan Asaad mengungkapkan, Pemerintah Kota Parepare telah membangun akses jalan utama di kawasan pergudangan itu 20 x 400 meter, namun belum dilanjutkan karena menunggu Siteplan KIPAS yang disepakati lebih tepat sesuai peruntukan lahan nantinya.
Pada deliniasi KIPAS terdapat juga infrastruktur pendukung yaitu Terminal Tipe C Lapadde yang berada di dekat Gudang Bulog atau Pasar Induk Beras.
Iwan mengemukakan, akan dilakukan penguasaan lahan tambahan KIPAS, sekaligus pengusulan HPL hingga mencapai lebih dari 50 hektare dari yang sudah dikuasi pemerintah saat ini baru mencapai 34 hektare.
Perlu revisi AMDAL Kawasan Industri dan Pergudangan yang disesuaikan dengaan kondisi pengembangan yang akan direncanakan.
“Kita juga akan membentuk badan usaha pengelola KIPAS, dalam hal ini butuh dukungan dari PT KIMA yang merupakan badan usaha yang diharapkan mampu memberikan dukungan dalam pengembangan kawasan industri dan pergudangan di Parepare,” kata Iwan.
Hal lain yang perlu adalah menyelesaikan Siteplan sesuai peruntukan lahan dan mengkoordinasikan penyiapan/pengadaan sarana dan prasarana KIPAS.
Wali Kota Parepare Taufan Pawe saat mempresentasikan proposal Investment Project Ready to Offer (IPRO) tentang KIPAS di ajang South Sulawesi Investment Challenge (SSIC) Forum Pinisi Sultan 2021, Selasa, 14 September 2021, mampu meyakinkan panelis dan tim juri.
Hasilnya, KIPAS pun dinyatakan sebagai pemenang pertama atau yang terbaik dari Top 8 daerah yang memiliki proyek investasi prospektif di daerah masing-masing.
Dalam presentasinya, Taufan Pawe memaparkan, Kawasan Industri dan Pergudangan Parepare dan Sekitarnya (KIPAS) sebagai sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru yang akan mengakselerasi penciptaan nilai tambah barang dan jasa yang diharapkan mampu mendongkrak kemandirian, dan daya saing daerah-daerah di Kawasan Ajatappareng, khususnya Parepare.
“Saya mewakili Pemerintah bersama masyarakat Kota Parepare mengucapkan terima kasih dan mengapresiasi amanah dan tanggung jawab besar, predikat besar yang diberikan ini (proyek investasi terbaik). Pada akhirnya bukan Parepare saja yang menikmati tetapi daerah yang ada di sekitarnya,” ungkap TP, akronim Taufan Pawe, Wali Kota Parepare dua periode ini.
South Sulawesi Investment Challenge atau SSIC, Forum Pinisi Sultan atau Forum Percepatan Investasi, Perdagangan, dan Pariwisata Sulawesi Selatan ini merupakan program Bank Indonesia bekerja sama dengan Pemprov Sulsel, BKPM/Kementerian Investasi, dan Dinas PMPTSP Sulsel, untuk mendorong optimalisasi pengembangan ekonomi daerah.
Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Selatan sekaligus Ketua Forum Pinisi Sultan, Dr Abdul Hayat mengatakan, SSIC dimaksudkan untuk mencari proyek investasi terbaik di Sulawesi Selatan, dan berdasarkan hasil penilaian proposal IPRO, KIPAS di Parepare, adalah proyek investasi terbaik di Sulsel.
“Kegiatan ini bertujuan untuk mencari proyek investasi terbaik dari setiap Kabupaten Kota di Sulsel untuk kemudian kita promosikan, tidak hanya di dalam negeri tetapi juga luar negeri,” ungkap Abdul Hayat.
Melalui SSIC, Hayat berharap terjadi peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat khususnya di Sulsel. “Teruslah berkreasi dan berinovasi untuk melahirkan proyek investasi strategis guna meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat,” tandas Hayat. (*)